DAMPAK
POSITIF PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP ISLAM
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Perkembangan
Teknologi Komunikasi Semester VI
Oleh
:
Pipit
Puspita Sari
1209406048
JURUSAN
ILMU KOMUNIKASI PRODI.HUMAS
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SUNAN
GUNUNG DJATI BANDUNG
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Sebenarnya,
perkembangan teknologi memang seolah-olah mengulangi perkembanagn kehidupan di
muka bumi. Perkembangan teknologi sendiri bergerak dari dominasi teknologi
materi (pertanian dan bangunan), ke dominasi teknologi energi (industri dan
transportasi) menuju dominasi teknologi komunikasi dan komputasi.
Teknologi
modern menyerbu kita bagaikan air bah. Penemuan-penemuan baru yang diharapkan
bisa membuat hidup manusia lebih nyaman, lebih sehat, lebih berbahagia, muncul
setiap hari. Glen Evans mengatakan bahwa 90 persen dari semua ilmuwan yang
pernah ada dalam sejarah manusia, hidup pada masa ini. Tak heran jika
penemuan-penemuan baru membanjir setiap hari.
Beberapa
contoh dapat dikemukakan, misalnya teknologi komunikasi memungkinkan kita dapat
berhubungan satu sama lain secara lebih intens, menyebabkan suatu informasi
bisa menyebar seluas-luasnya tanpa mengenal batas-batas wilayah. Teknologi
kedokteran membantu manusia membuat organ artifisial seperti kaki buat mereka
yang lumpuh, menemukan alternatif euthanasia (membantu pasien yang sakit kronis
untuk menghadapi proses kematian tanpa menanggung beban penderitaan fisik yang
amat getir), misalnya. Bioteknologi sudah memungkinkan manusia merekayasa
genetika tumbuhan, maupun binatang untuk menghasilkan bibit unggul atau
meningkatkan produktivitas.
Teknologi modern yang kecanggihannya terus berkembang, ringkas kata, membuat manusia kian mampu memecahkan problema-problema hidup, kian memudahkan pencapaian taraf hidup yang lebih maju. Namun di saat yang sama manusia pun menghadapi tantangan berat agar tidak terjebak ke dalam proses penghambaan diri terhadap kemajuan-kemajuan iptek dan perubahan-perubahan yang diakibatkannya. Mobilitas yang sangat tinggi akibat teknologi transportasi, gaya hidup yang beragam yang digelarkan televisi dan media komunikasi lainnya, membuat orang bersentuhan dengan nilai-nilai Yang mungkin amat berbeda dengan apa yang dianutnya selama ini.
Teknologi modern yang kecanggihannya terus berkembang, ringkas kata, membuat manusia kian mampu memecahkan problema-problema hidup, kian memudahkan pencapaian taraf hidup yang lebih maju. Namun di saat yang sama manusia pun menghadapi tantangan berat agar tidak terjebak ke dalam proses penghambaan diri terhadap kemajuan-kemajuan iptek dan perubahan-perubahan yang diakibatkannya. Mobilitas yang sangat tinggi akibat teknologi transportasi, gaya hidup yang beragam yang digelarkan televisi dan media komunikasi lainnya, membuat orang bersentuhan dengan nilai-nilai Yang mungkin amat berbeda dengan apa yang dianutnya selama ini.
Perubahan-perubahan
mendasar akibat kemajuan iptek antara lain adalah terjadinya globalisasi,
Profesionalisasi, individualisasi, materialisasi dan bahkan sekularisasi.
Manusia semakin percaya pada kemampuannya. Kecenderungan-kecenderungan ini
tentu saja memiliki unsur positif dan negatif.
Dalam
menghadapi serbuan macam-macam nilai, keragaman pilihan hidup, dan sejumlah
janji-janji kenikmatan duniawi, dakwah diharapkan bisa menjadi suluh dengan
fungsi-fungsi antara lain sebagai faktor pengimbang, penyaring dan pemberi arah
dalam hidup.
B.
Rumusan
Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas , dapat
ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
Apa
dampak positif perkembangan teknologi komunikasi terhadap Islam ?
C.
Tujuan
Pembahasan
Adapun tujuan
pembahasan adalah untuk mengetahui dapak positif dari perkembangan teknologi komunikasi
terhadap Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
DAMPAK
POSITIF PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP ISLAM
Dakwah
dikatakan menghadapi tantangan besar bukan saja karena kian beragamnya
tantangan dan intensitas perubahan zaman yang setiap kali memunculkan
pertanyaan dan kajian baru. Tetapi juga mengingat multidimensionalitas
kebutuhan maupun kepentingan manusia yang kini cenderung lebih kritis akibat
keluasan informasi dan pengalamannya. Kajian dakwah yang multidisipliner
menjadi sangat dibutuhkan. Namun dalam era ini peluang berdakwah juga menjadi
besar karena jasa iptek (teknologi komunikasi) dapat dipakai bukan saja dalam
penyelenggaraan kegiatan berdakwah, tetapi sekaligus dalam proses peyakinan
kita akan kemahabesaran dan kemahaesaan Allah SWT dengan memanfaatkan iptek
sebagai instrumennya.
Dalam
konteks ini, inti kegiatan berdakwah adalah bagaimana dengan rupa-rupa
teknologi modern dan dalam gaya hidup modern, cinta kita pada Allah SWT. dan
kepada sesama manusia kian terasa. Kalau begitu bagaimana kegiatan dakwah mesti
berkiprah?
Pertama, orientasi dakwah harus lebih mengacu pada penunjukan dan pembuktian kemahabesaran Allah SWT. dengan cara-cara yang bisa diterima akal sehat. Untuk itu kajian-kajian syariat mungkin perlu disejajarkan dengan kajian-kajian nonsyariat. Jika kajian syariat memakai aturan tertulis dan sunnah sebagai rujukan utama, maka segi nonsyariat bisa merujuk pada kemajuan-kemajuan iptek dalam memahami ataupun menguasai sunnatullah.
Dengan demikian dakwah akan terasa lebih fungsional dan lebih berdayaguna dalam mengembangkan benih-benih pengenalan dan kecintaan kita kepada Yang Maha Pencipta. Dengan instrumen iptek, misalnya hukum gravitasi, kita mengetahui bahwa sesungguhnya setiap benda, dengan caranya masing-masing “bersujud” pada-Nya (QS 16: 49). Kemahabesaran Allah dapat dilihat mulai dari benda ciptaan-Nya berupa alam semesta yang dapat diintip dengan teleskop sampai pada alam sub-atom yang pengenalannya hanya mungkin dideteksi lewat mikroskop. Semua ini memperlihatkan keteraturan yang luar biasa; mengisyaratkan adanya kemampuan tak tertandingi dari Yang Maha Pengatur.
Pengenalan, kekaguman dan kecintaan kepada Allah SWT lewat dakwah seperti itu niscaya akan membantu kita untuk menemukan wujud-wujud ketundukan kepada-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kedua, kecintaan kepada sesama manusia juga merupakan inti dari kegiatan berdakwah. Kecintaan ini dapat dicapai lewat keyakinan bahwa kita semua sesungguhnya bersaudara, dan dengan demikian kita harus Saling mengenal. Pengenalan dimanifestasikan dalam berbagai bentuk hubungan yang positif. Sehingga kita dapat saling menghargai, karena kita semua adalah ciptaan yang unik dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari sini akan lahir berbagai rasa santun, karena kita menyadari posisi kemanusiaan kita yang sejajar.
Pertama, orientasi dakwah harus lebih mengacu pada penunjukan dan pembuktian kemahabesaran Allah SWT. dengan cara-cara yang bisa diterima akal sehat. Untuk itu kajian-kajian syariat mungkin perlu disejajarkan dengan kajian-kajian nonsyariat. Jika kajian syariat memakai aturan tertulis dan sunnah sebagai rujukan utama, maka segi nonsyariat bisa merujuk pada kemajuan-kemajuan iptek dalam memahami ataupun menguasai sunnatullah.
Dengan demikian dakwah akan terasa lebih fungsional dan lebih berdayaguna dalam mengembangkan benih-benih pengenalan dan kecintaan kita kepada Yang Maha Pencipta. Dengan instrumen iptek, misalnya hukum gravitasi, kita mengetahui bahwa sesungguhnya setiap benda, dengan caranya masing-masing “bersujud” pada-Nya (QS 16: 49). Kemahabesaran Allah dapat dilihat mulai dari benda ciptaan-Nya berupa alam semesta yang dapat diintip dengan teleskop sampai pada alam sub-atom yang pengenalannya hanya mungkin dideteksi lewat mikroskop. Semua ini memperlihatkan keteraturan yang luar biasa; mengisyaratkan adanya kemampuan tak tertandingi dari Yang Maha Pengatur.
Pengenalan, kekaguman dan kecintaan kepada Allah SWT lewat dakwah seperti itu niscaya akan membantu kita untuk menemukan wujud-wujud ketundukan kepada-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kedua, kecintaan kepada sesama manusia juga merupakan inti dari kegiatan berdakwah. Kecintaan ini dapat dicapai lewat keyakinan bahwa kita semua sesungguhnya bersaudara, dan dengan demikian kita harus Saling mengenal. Pengenalan dimanifestasikan dalam berbagai bentuk hubungan yang positif. Sehingga kita dapat saling menghargai, karena kita semua adalah ciptaan yang unik dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari sini akan lahir berbagai rasa santun, karena kita menyadari posisi kemanusiaan kita yang sejajar.
Teknologi
komunikasi tidak hanya mempengaruhi satu bidang kehidupan masyarakat, melainkan
hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat dipengaruhinya. Tidak terkecuali
bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya suatu masyarakat. Hal ini
disebabkan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin mengaburkan batas
antara satu negara dengan negara lain, menjadikan minimnya batas ruang dan
waktu antara satu individu dengan individu lain yang berada di seluruh penjuru
dunia. Mengapa teknologi komunikasi dapat mempengaruhi hampir seluruh bidang
kehidupan masyarakat ? Pertanyaan ini dapat dijawab apabila kita memperhatikan
besarnya dampak teknologi komunikasi di masyarakat. Teknologi komunikasi berupa
media massa memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan komunikasi secara cepat
dan masif kepada masyarakat. Dengan demikian, informasi yang berada di dalamnya
akan mampu mempengaruhi masyarakat.
Pada
bidang politik, media dan perkembangan teknologi komunikasi terlihat jelas
dalam keterkaitan informasi sebagai kekuatan. Informasi yang berada dalam media
dapat menjadi kekuatan tersendiri untuk mengendalikan masyarakat. Hal ini
menunjukkan adanya unsur politis di balik penggunaan suatu media. Misalnya
adalah pada masa lalu media cetak digunakan untuk kepentingan politis agama.
Media cetak berisikan informasi-informasi keagamaan dan pengetahuan untuk
mengendalikan masyarakat. Di Indonesia sendiri media penyampai informasi berupa
berita seringkali dipengaruhi unsur politis. Penyampaian berita bernilai
jurnalistik atau pers seringkali ditekan oleh pemerintahan untuk
kepentingan-kepentingan pemerintahan tersebut. Setelah masa kemerdekaan, pers
digunakan untuk menyemangati masyarakat Indonesia dalam upayanya mempertahankan
kemerdekaan negara. Pada awal masa pemerintahan Orde Lama, pers diberikan
kebebasan dalam menyampaikan berita kepada masyarakat. Namun, dalam perkembangannya
pers mendapat tekanan dari pemerintah untuk tidak melakukan pemberitaan yang
menyudutkan atau dianggap merugikan pihak pemerintahan. Dengan demikian,
kritikan terhadap pemerintahan tidak dapat diketahui oleh masyarakat luas.
Ketika pemerintahan Orde Lama mengalami kejatuhan akibat perlawanan masyarakat,
pemerintahan selanjutnya yaitu pemerintahan Orde Baru menjanjikan kebebasan
bagi pers untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Namun, lagi-lagi hal
tersebut hanyalah janji semata karena pemerintahan Orde Baru mendirikan
Departemen Penerangan. Departemen yang berada di bawah pemerintahan ini
memiliki hak untuk mengatur informasi pers apa yang dapat diedarkan di
masyarakat. Informasi yang dianggap merugikan atau mengkritik pemerintahan akan
dilarang edar. Seringkali media pers dibubarkan secara paksa oleh Departemen
Penerangan. Pada akhirnya, hal ini mendorong munculnya reformasi pemerintahan
yang kemudian dimanfaatkan pers untuk merumuskan undang-undang yang mengatur
kebebasan pers. Hal ini memberikan kekuatan hukum bagi pers untuk berbicara dan
mengemukakan pendapat.
Selain bidang politik, bidang ekonomi turut mendapatkan pengaruh dari perkembangan teknologi komunikasi. Hadirnya berbagai inovasi dan teknologi komunikasi baru memunculkan media-media baru di masyarakat. Jumlah media yang semakin besar ini tentunya mampu berdampak terhadap ekonomi. Misalnya dengan semakin banyak media, semakin banyak pula saluran yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi. Penyampaian pesan komunikasi seperti promosi tentunya membutuhkan biaya untuk melakukan pembelian media. Perputaran biaya dalam media pada akhirnya menciptakan industri media tersendiri yang memiliki pengaruh yang besar dalam perekonomian suatu negara. Kesadaran akan pentingnya informasi dalam masyarakat memicu semakin besarnya media di dunia.
Selain bidang politik, bidang ekonomi turut mendapatkan pengaruh dari perkembangan teknologi komunikasi. Hadirnya berbagai inovasi dan teknologi komunikasi baru memunculkan media-media baru di masyarakat. Jumlah media yang semakin besar ini tentunya mampu berdampak terhadap ekonomi. Misalnya dengan semakin banyak media, semakin banyak pula saluran yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi. Penyampaian pesan komunikasi seperti promosi tentunya membutuhkan biaya untuk melakukan pembelian media. Perputaran biaya dalam media pada akhirnya menciptakan industri media tersendiri yang memiliki pengaruh yang besar dalam perekonomian suatu negara. Kesadaran akan pentingnya informasi dalam masyarakat memicu semakin besarnya media di dunia.
Pada
bidang sosial, perkembangan teknologi komunikasi telah mengubah perilaku sosial
dalam masyarakat. Dahulu, masyarakat dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini
mengakibatkan komunikasi dalam masyarakat menjadi terbatas. Dengan hadirnya
media-media baru seperti jaringan internet, telepon seluler, dan lain
sebagainya, batas-batas yang selama ini hadir dalam masyarakat di dunia menjadi
semakin kabur. Masyarakat saat ini dapat menghubungi pihak-pihak lain yang
terpisahkan oleh ruang dan waktu. Misalnya, menyampaikan informasi melalui
surat elektronik atau email, menghubungi seseorang menggunakan telepon seluler,
serta melakukan konferensi menggunakan conference call. Hal ini menjadikan arus
informasi dalam masyarakat berjalan semakin cepat. Kini bukan hal yang aneh
apabila kita melihat seseorang sibuk mengetik SMS ketika berada di angkutan
umum ataupun dalam ruang perkuliahan.
Kemampuan
teknologi komunikasi seperti media internet yang mengaburkan batas antar negara
menjadikan masyarakat suatu negara mampu melakukan interaksi dengan masyarakat
negara lainnya. Suatu masyarakat tentunya membawa budaya-budaya tertentu dalam
dirinya. Dengan demikian, ketika terjadi interaksi antara suatu masyarakat
dengan masyarakat lain menggunakan media internet, budaya dalam masyarakat
tersebut akan terbawa ketika melakukan komunikasi. Akibatnya, dapat terjadi
pergeseran-pergeseran budaya dalam suatu masyarakat akibat kuatnya budaya yang
dibawa dalam suatu media. Salah satu media yang saat ini masih memiliki
kekuatan yang besar pada masyarakat Indonesia adalah media televisi. Televisi
membawa budaya dari luar ke dalam ranah masyarakat seperti gaya berpakaian,
berinteraksi, serta pola pikir budaya lain. Budaya yang dibawa oleh media
tersebut kemudian dapat mempengaruhi masyarakat terutama anak-anak yang masih
mudah dibentuk pemikirannya. Contoh dari budaya luar yang dibawa oleh media
televisi kemudian mempengaruhi masyarakat yang memiliki terpaan tinggi adalah
kekerasan dan gaya berpakaian. Budaya barat yang dibawa oleh media televisi
kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia yang memiliki penggunaan media
televisi yang tinggi. Masyarakat yang memiliki tingkat terpaan tinggi di
Indonesia adalah masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan saat ini memiliki
gaya berbusana yang terpengaruh budaya barat, terlihat dari gaya berpakaian
anak muda di Jakarta yang menyerupai gaya berpakaian di catwalk Eropa. Selain
itu, kekerasan turut menjadi isu budaya yang meresahkan masyarakat Indonesia.
Tampilan kekerasan di media televisi yang semakin banyak dapat mempengaruhi
anak-anak. Sinetron, film, serta kartun yang menampilkan adegan kekerasan
seperti pemukulan dan kata-kata kasar dapat dengan mudah ditiru oleh anak-anak.
Hal ini tentunya dapat menggeser budaya dalam masyarakat tersebut.
Internet
sebagai Sarana untuk Berdakwah
Hadirnya
akses internet merupakan media yang tidak bisa dihindari karena sudah menjadi
peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi tingkat global. Dengan
adanya akses internet, maka sangat banyak informasi yang dapat dan layak
diakses oleh masyarakat internasional, baik untuk kepentingan pribadi,
pendidikan, bisnis dan lain-lain. Dimana munculnya jaringan internet dianggap
sebagai sebuah revolusi dalam dunia komunikasi dan informasi.
Pada
saat pertama kali internet diperkenalkan oleh para ilmuan barat, hampir dari
kebanyakan tokoh Islam merasa curiga dan khawatir akan efek dari temuan
teknologi tersebut. Namun pemikir Islam adala Syria Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan
al-Buthi berkata : ternyata jaringan internet yang hampir menelan seluruh
penjuru dunia adalah merupakan lahan luas yang disitu bertebaran podium-podium
yang menyuarakan kepentingan Islam dengan memperkenalkan, mengajak (dakwah),
membela dan memecahkan berbagai problema.
Dakwah
melalui jaringan internet dinilai sangat efektif dan potensial dengan berbagai
alasan, diantaranya pertama mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap
dengan biaya dan energi yang relatif terjangkau, kedua pengguna jasa internet
setiap tahunnya meningkat drastis, ini berarti berpengaruh pula pada jumlah
penyerap misi dakwah. Para pakar dan ulama yang berada dibalik media dakwah via
internet bisa lebih konsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa
yang menuntut status hukum syar’i, dakwah melalui internet telah menjadi salah
satu pilihan masyarakat. Berbagai situs mereka bebas memilih materi dakwah yang
mereka sukai, dengan demikian pemaksaaan kehendak bisa dihindari, cara
penyampaian yang variatif telah membuat dakwah Islamiyah via internet bisa
menjangkau segmen yang luas.
Perlu
diingat bahwa keefektifan media ini juga sangat tergantung pada umat Islam itu
sendiri. Artinya kecakapan dan keikhlasan mereka dalam berdakwah via internet,
serta kesungguhan mereka dalam meredam segala bentuk perpecahan dan
perselisihan intern dalam ummat Islam sangat berpengaruh dalam sukses tidaknya
misi suci ini. Untuk itulah diantara kewajiban para pemimpin aliran-aliran
dalam Islam agar berusaha semaksimal mungkin untuk dapat merukunkan dan
meminimalisisir titik perbedaan dan berusaha mengedepankan titik persamaan.
Terlepas
dari pro dan kontra tentang penggunaan internet, setidaknya terdapat tiga
motode dakwah melalui internet yaitu : pertama, dengan menggunakan fasilitas
website seperti yang telah dilakukan oleh banyak organisasi Islam maupun
tokoh-tokoh ulama. Berdakwah dengan menggunakan fasilitas ini dianggap lebih
fleksibel dan luas jika dibandingkan dengan dua fasilitas berikutnya. Kedua,
menggunakan fasilitas mailing list dengan mengajak diskusi keagamaan atau
mengirim pesan-pesan moral kepada seluruh anggotanya. Dan ketiga, menggunakan
fasilitas chatting ynag memungkinkan untuk berinteraksi secara langsung.
Sebenarnya jika dibandingkan dengan dua fasilitas yang telah disebutkan di atas,
fasilitas chatting lingkupnya lebih sempit sebab kegiatan dakwah melalui
fasilitas ini hanya berlangsung pada saat pelaku dakwah sedang on line di
internet saja.
Kelebihan
Internet sebagai Media Dakwah dibandingkan media dakwah yang lain, Internet
memiliki tiga keunggulan. Pertama karena sifatnya yang never turn-off (tidak
pernah dimatikan) dan unlimited access (dapat diakses tanpa batas). Internet
memberi keleluasaan kepada penggunanya untuk mengakses dalam kondisi dan
situasi apapun.
Kedua, Internet merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang ingin berdiskusi tentang pengalaman spiritual yang mungkin tidak rasional dan bila dibawa pada forum yang biasa akan mengurangi keterbukaannya. Para saintis biasanya merasa terbatasi oleh koridor ilmiah untuk mengekspresikan suatu pikiran atau pengalaman. Internet menyediakan ruang yang mengakomodasi keinginan mereka untuk merasa bebas membicarakan sesuatu yang di luar kelaziman ilmiah.
Kedua, Internet merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang ingin berdiskusi tentang pengalaman spiritual yang mungkin tidak rasional dan bila dibawa pada forum yang biasa akan mengurangi keterbukaannya. Para saintis biasanya merasa terbatasi oleh koridor ilmiah untuk mengekspresikan suatu pikiran atau pengalaman. Internet menyediakan ruang yang mengakomodasi keinginan mereka untuk merasa bebas membicarakan sesuatu yang di luar kelaziman ilmiah.
Ketiga,
sebagian orang yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi sering kali mendapat
kesulitan guna mengatasi dahaga spiritual mereka. Padahal mereka ingin sekali
berdiskusi dan mendapat bimbingan dari para ulama. Sementara itu ada sebagian
orang yang ingin bertanya atau siap berdebat dengan para ulama untuk mencari
kebenaran namun kondisi sering tidak memungkinkan. Internet hadir sebagai kawan
(atau lawan) diskusi sekaligus pembimbing setia. Para ulama seharusnya dapat
menggunakan internet sebagai media efektif untuk mencapai tujuan dakwahnya.
Internet
Sebagai Media Dakwah Islami
“Sampaikanlah,
walau hanya satu ayat,” demikian ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada
umatnya suatu ketika. Ujaran yang sangat terkenal tersebut berintikan ajakan
kepada para penganut agama Islam untuk senantiasa menyempatkan diri untuk
berdakwah dan berbagi pengetahuan bagi sesama, kapanpun dan dimanapun. Sebelum
Rasullulah wafat pada tahun 632 M, dakwah kerap dilakukan secara lisan. Baru
pada tahun 644 M ketika Islam dipimpin oleh Uthman bin Affan, sahabat
Rasulullah dan khalifah ketiga, dakwah mulai dilakukan secara tertulis. Pada
saat itu Al-Qur’an sebagai kita suci Islam mulai dibukukan, digandakan dan
disebarluaskan ke imperium-imperium Islam di penjuru dunia.
Semangat dakwah tersebut, meskipun hanya satu ayat, merupakan satu bentuk “tanggung jawab moril” yang sangat mengakar di kalangan umat Islam. Segala daya dan upaya untuk melakukan dakwah terus dilakukan, hingga kini.Setelah beratus tahun berselang sejak dakwah lisan dikumandangkan oleh Rasulullah, pada masa kini dakwah telah menggunakan medium bit, binary dan digital. Dakwah dalam bentuk tulisan di buku mendapatkan komplementernya berupa text dan hypertext di Internet.
Semangat dakwah tersebut, meskipun hanya satu ayat, merupakan satu bentuk “tanggung jawab moril” yang sangat mengakar di kalangan umat Islam. Segala daya dan upaya untuk melakukan dakwah terus dilakukan, hingga kini.Setelah beratus tahun berselang sejak dakwah lisan dikumandangkan oleh Rasulullah, pada masa kini dakwah telah menggunakan medium bit, binary dan digital. Dakwah dalam bentuk tulisan di buku mendapatkan komplementernya berupa text dan hypertext di Internet.
Meskipun
jumlahnya masih sangat sedikit, kalangan umat Islam di Indonesia yang
menggunakan Internet sebagai media dakwah jumlahnya kian hari kian bertambah.
Total jumlah pengguna Internet di Indonesia saja terhitung baru sekitar 2
persen saja dari total penduduk Indonesia. Tetapi semangat berdakwah “walau
hanya satu ayat” tersebut tidak mengurungkan niat para pelaku dakwah digital.
Fenomena
dakwah digital tersebut memang berkembang seiring dengan berkembangnya
teknologi informasi (TI) di dunia. Internet komersial baru masuk ke Indonesia
pada tahun 1994, dengan dibukanya IndoNet di Jakarta, sebagai Internet Service
Provider (ISP) pertama di Indonesia. Salah satu pelopor penggunaan Internet
sebagai media dakwah adalah seperti yang dilakukan oleh kelompok Jaringan
Informasi Islam (JII). JII yang dibidani oleh jebolan Pusat Teknologi Tepat
Guna (Pustena) Masjid Salman ITB tersebut sudah sejak sekitar tahun 1997-1998
bergulat dengan teknologi e-mail yang diaplikasikan ke dalam
pesantren-pesantren, membentuk apa yang disebut dengan Jaringan Pondok
Pesantren.
Kemudian pada sekitar tahun 1998-1999 mulai marak aneka mailing-list (milis) Indonesia bernuansa Islami semisal Isnet, Al Islam dan Padan Mbulan. Baru kemudian pada tahun 1999-2000 bermunculanlah situs-situs Islam di Indonesia, yang tidak sekedar situs-situs institusi Islam, tetapi berisi aneka informasi dan fasilitas yang memang dibutuhkan oleh umat Islam. Maka lengkaplah Internet menjadi salah satu media rujukan dan media dakwah Islam Indonesia.
Kemudian pada sekitar tahun 1998-1999 mulai marak aneka mailing-list (milis) Indonesia bernuansa Islami semisal Isnet, Al Islam dan Padan Mbulan. Baru kemudian pada tahun 1999-2000 bermunculanlah situs-situs Islam di Indonesia, yang tidak sekedar situs-situs institusi Islam, tetapi berisi aneka informasi dan fasilitas yang memang dibutuhkan oleh umat Islam. Maka lengkaplah Internet menjadi salah satu media rujukan dan media dakwah Islam Indonesia.
BAB
III
KESIMPULAN
Dakwah melalui jaringan internet
dinilai sangat efektif dan potensial dengan berbagai alasan, diantaranya
pertama mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap dengan biaya dan
energi yang relatif terjangkau, kedua pengguna jasa internet setiap tahunnya
meningkat drastis, ini berarti berpengaruh pula pada jumlah penyerap misi
dakwah.
Para
pakar dan ulama yang berada dibalik media dakwah via internet bisa lebih
konsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntut status
hukum syar’i, dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan
masyarakat. Berbagai situs mereka bebas memilih materi dakwah yang mereka
sukai, dengan demikian pemaksaaan kehendak bisa dihindari, cara penyampaian
yang variatif telah membuat dakwah Islamiyah via internet bisa menjangkau
segmen yang luas.
Semoga dengan perkembangan
teknologi komunikasi yang sangat pesat ini dapat menjadi motivasi bagi kita
untuk dapat mengamalkan ilmu kita melalui media internet , “sampaikanlah walau
satu ayat.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar