Selasa, 12 Juni 2012

Makalah Perkembangan Teknologi Komunikasi (2)


DAMPAK POSITIF PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP ISLAM
         
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Perkembangan Teknologi Komunikasi Semester VI

Oleh :
Pipit Puspita Sari
1209406048

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI PRODI.HUMAS
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2012



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah

Sebenarnya, perkembangan teknologi memang seolah-olah mengulangi perkembanagn kehidupan di muka bumi. Perkembangan teknologi sendiri bergerak dari dominasi teknologi materi (pertanian dan bangunan), ke dominasi teknologi energi (industri dan transportasi) menuju dominasi teknologi komunikasi dan komputasi.
Teknologi modern menyerbu kita bagaikan air bah. Penemuan-penemuan baru yang diharapkan bisa membuat hidup manusia lebih nyaman, lebih sehat, lebih berbahagia, muncul setiap hari. Glen Evans mengatakan bahwa 90 persen dari semua ilmuwan yang pernah ada dalam sejarah manusia, hidup pada masa ini. Tak heran jika penemuan-penemuan baru membanjir setiap hari.
Beberapa contoh dapat dikemukakan, misalnya teknologi komunikasi memungkinkan kita dapat berhubungan satu sama lain secara lebih intens, menyebabkan suatu informasi bisa menyebar seluas-luasnya tanpa mengenal batas-batas wilayah. Teknologi kedokteran membantu manusia membuat organ artifisial seperti kaki buat mereka yang lumpuh, menemukan alternatif euthanasia (membantu pasien yang sakit kronis untuk menghadapi proses kematian tanpa menanggung beban penderitaan fisik yang amat getir), misalnya. Bioteknologi sudah memungkinkan manusia merekayasa genetika tumbuhan, maupun binatang untuk menghasilkan bibit unggul atau meningkatkan produktivitas.
Teknologi modern yang kecanggihannya terus berkembang, ringkas kata, membuat manusia kian mampu memecahkan problema-problema hidup, kian memudahkan pencapaian taraf hidup yang lebih maju. Namun di saat yang sama manusia pun menghadapi tantangan berat agar tidak terjebak ke dalam proses penghambaan diri terhadap kemajuan-kemajuan iptek dan perubahan-perubahan yang diakibatkannya. Mobilitas yang sangat tinggi akibat teknologi transportasi, gaya hidup yang beragam yang digelarkan televisi dan media komunikasi lainnya, membuat orang bersentuhan dengan nilai-nilai Yang mungkin amat berbeda dengan apa yang dianutnya selama ini.
Perubahan-perubahan mendasar akibat kemajuan iptek antara lain adalah terjadinya globalisasi, Profesionalisasi, individualisasi, materialisasi dan bahkan sekularisasi. Manusia semakin percaya pada kemampuannya. Kecenderungan-kecenderungan ini tentu saja memiliki unsur positif dan negatif.
Dalam menghadapi serbuan macam-macam nilai, keragaman pilihan hidup, dan sejumlah janji-janji kenikmatan duniawi, dakwah diharapkan bisa menjadi suluh dengan fungsi-fungsi antara lain sebagai faktor pengimbang, penyaring dan pemberi arah dalam hidup.

B.            Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas , dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
Apa dampak positif perkembangan teknologi komunikasi terhadap Islam ?

C.           Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan pembahasan adalah untuk mengetahui dapak positif  dari perkembangan teknologi komunikasi terhadap Islam.



BAB II
PEMBAHASAN
DAMPAK POSITIF PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP ISLAM

Dakwah dikatakan menghadapi tantangan besar bukan saja karena kian beragamnya tantangan dan intensitas perubahan zaman yang setiap kali memunculkan pertanyaan dan kajian baru. Tetapi juga mengingat multidimensionalitas kebutuhan maupun kepentingan manusia yang kini cenderung lebih kritis akibat keluasan informasi dan pengalamannya. Kajian dakwah yang multidisipliner menjadi sangat dibutuhkan. Namun dalam era ini peluang berdakwah juga menjadi besar karena jasa iptek (teknologi komunikasi) dapat dipakai bukan saja dalam penyelenggaraan kegiatan berdakwah, tetapi sekaligus dalam proses peyakinan kita akan kemahabesaran dan kemahaesaan Allah SWT dengan memanfaatkan iptek sebagai instrumennya.
Dalam konteks ini, inti kegiatan berdakwah adalah bagaimana dengan rupa-rupa teknologi modern dan dalam gaya hidup modern, cinta kita pada Allah SWT. dan kepada sesama manusia kian terasa. Kalau begitu bagaimana kegiatan dakwah mesti berkiprah?
Pertama, orientasi dakwah harus lebih mengacu pada penunjukan dan pembuktian kemahabesaran Allah SWT. dengan cara-cara yang bisa diterima akal sehat. Untuk itu kajian-kajian syariat mungkin perlu disejajarkan dengan kajian-kajian nonsyariat. Jika kajian syariat memakai aturan tertulis dan sunnah sebagai rujukan utama, maka segi nonsyariat bisa merujuk pada kemajuan-kemajuan iptek dalam memahami ataupun menguasai sunnatullah.
Dengan demikian dakwah akan terasa lebih fungsional dan lebih berdayaguna dalam mengembangkan benih-benih pengenalan dan kecintaan kita kepada Yang Maha Pencipta. Dengan instrumen iptek, misalnya hukum gravitasi, kita mengetahui bahwa sesungguhnya setiap benda, dengan caranya masing-masing “bersujud” pada-Nya (QS 16: 49). Kemahabesaran Allah dapat dilihat mulai dari benda ciptaan-Nya berupa alam semesta yang dapat diintip dengan teleskop sampai pada alam sub-atom yang pengenalannya hanya mungkin dideteksi lewat mikroskop. Semua ini memperlihatkan keteraturan yang luar biasa; mengisyaratkan adanya kemampuan tak tertandingi dari Yang Maha Pengatur.
Pengenalan, kekaguman dan kecintaan kepada Allah SWT lewat dakwah seperti itu niscaya akan membantu kita untuk menemukan wujud-wujud ketundukan kepada-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kedua, kecintaan kepada sesama manusia juga merupakan inti dari kegiatan berdakwah. Kecintaan ini dapat dicapai lewat keyakinan bahwa kita semua sesungguhnya bersaudara, dan dengan demikian kita harus Saling mengenal. Pengenalan dimanifestasikan dalam berbagai bentuk hubungan yang positif. Sehingga kita dapat saling menghargai, karena kita semua adalah ciptaan yang unik dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari sini akan lahir berbagai rasa santun, karena kita menyadari posisi kemanusiaan kita yang sejajar.
Teknologi komunikasi tidak hanya mempengaruhi satu bidang kehidupan masyarakat, melainkan hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat dipengaruhinya. Tidak terkecuali bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya suatu masyarakat. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin mengaburkan batas antara satu negara dengan negara lain, menjadikan minimnya batas ruang dan waktu antara satu individu dengan individu lain yang berada di seluruh penjuru dunia. Mengapa teknologi komunikasi dapat mempengaruhi hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat ? Pertanyaan ini dapat dijawab apabila kita memperhatikan besarnya dampak teknologi komunikasi di masyarakat. Teknologi komunikasi berupa media massa memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan komunikasi secara cepat dan masif kepada masyarakat. Dengan demikian, informasi yang berada di dalamnya akan mampu mempengaruhi masyarakat.
Pada bidang politik, media dan perkembangan teknologi komunikasi terlihat jelas dalam keterkaitan informasi sebagai kekuatan. Informasi yang berada dalam media dapat menjadi kekuatan tersendiri untuk mengendalikan masyarakat. Hal ini menunjukkan adanya unsur politis di balik penggunaan suatu media. Misalnya adalah pada masa lalu media cetak digunakan untuk kepentingan politis agama. Media cetak berisikan informasi-informasi keagamaan dan pengetahuan untuk mengendalikan masyarakat. Di Indonesia sendiri media penyampai informasi berupa berita seringkali dipengaruhi unsur politis. Penyampaian berita bernilai jurnalistik atau pers seringkali ditekan oleh pemerintahan untuk kepentingan-kepentingan pemerintahan tersebut. Setelah masa kemerdekaan, pers digunakan untuk menyemangati masyarakat Indonesia dalam upayanya mempertahankan kemerdekaan negara. Pada awal masa pemerintahan Orde Lama, pers diberikan kebebasan dalam menyampaikan berita kepada masyarakat. Namun, dalam perkembangannya pers mendapat tekanan dari pemerintah untuk tidak melakukan pemberitaan yang menyudutkan atau dianggap merugikan pihak pemerintahan. Dengan demikian, kritikan terhadap pemerintahan tidak dapat diketahui oleh masyarakat luas. Ketika pemerintahan Orde Lama mengalami kejatuhan akibat perlawanan masyarakat, pemerintahan selanjutnya yaitu pemerintahan Orde Baru menjanjikan kebebasan bagi pers untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Namun, lagi-lagi hal tersebut hanyalah janji semata karena pemerintahan Orde Baru mendirikan Departemen Penerangan. Departemen yang berada di bawah pemerintahan ini memiliki hak untuk mengatur informasi pers apa yang dapat diedarkan di masyarakat. Informasi yang dianggap merugikan atau mengkritik pemerintahan akan dilarang edar. Seringkali media pers dibubarkan secara paksa oleh Departemen Penerangan. Pada akhirnya, hal ini mendorong munculnya reformasi pemerintahan yang kemudian dimanfaatkan pers untuk merumuskan undang-undang yang mengatur kebebasan pers. Hal ini memberikan kekuatan hukum bagi pers untuk berbicara dan mengemukakan pendapat.
Selain bidang politik, bidang ekonomi turut mendapatkan pengaruh dari perkembangan teknologi komunikasi. Hadirnya berbagai inovasi dan teknologi komunikasi baru memunculkan media-media baru di masyarakat. Jumlah media yang semakin besar ini tentunya mampu berdampak terhadap ekonomi. Misalnya dengan semakin banyak media, semakin banyak pula saluran yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi. Penyampaian pesan komunikasi seperti promosi tentunya membutuhkan biaya untuk melakukan pembelian media. Perputaran biaya dalam media pada akhirnya menciptakan industri media tersendiri yang memiliki pengaruh yang besar dalam perekonomian suatu negara. Kesadaran akan pentingnya informasi dalam masyarakat memicu semakin besarnya media di dunia.
Pada bidang sosial, perkembangan teknologi komunikasi telah mengubah perilaku sosial dalam masyarakat. Dahulu, masyarakat dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini mengakibatkan komunikasi dalam masyarakat menjadi terbatas. Dengan hadirnya media-media baru seperti jaringan internet, telepon seluler, dan lain sebagainya, batas-batas yang selama ini hadir dalam masyarakat di dunia menjadi semakin kabur. Masyarakat saat ini dapat menghubungi pihak-pihak lain yang terpisahkan oleh ruang dan waktu. Misalnya, menyampaikan informasi melalui surat elektronik atau email, menghubungi seseorang menggunakan telepon seluler, serta melakukan konferensi menggunakan conference call. Hal ini menjadikan arus informasi dalam masyarakat berjalan semakin cepat. Kini bukan hal yang aneh apabila kita melihat seseorang sibuk mengetik SMS ketika berada di angkutan umum ataupun dalam ruang perkuliahan.
Kemampuan teknologi komunikasi seperti media internet yang mengaburkan batas antar negara menjadikan masyarakat suatu negara mampu melakukan interaksi dengan masyarakat negara lainnya. Suatu masyarakat tentunya membawa budaya-budaya tertentu dalam dirinya. Dengan demikian, ketika terjadi interaksi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain menggunakan media internet, budaya dalam masyarakat tersebut akan terbawa ketika melakukan komunikasi. Akibatnya, dapat terjadi pergeseran-pergeseran budaya dalam suatu masyarakat akibat kuatnya budaya yang dibawa dalam suatu media. Salah satu media yang saat ini masih memiliki kekuatan yang besar pada masyarakat Indonesia adalah media televisi. Televisi membawa budaya dari luar ke dalam ranah masyarakat seperti gaya berpakaian, berinteraksi, serta pola pikir budaya lain. Budaya yang dibawa oleh media tersebut kemudian dapat mempengaruhi masyarakat terutama anak-anak yang masih mudah dibentuk pemikirannya. Contoh dari budaya luar yang dibawa oleh media televisi kemudian mempengaruhi masyarakat yang memiliki terpaan tinggi adalah kekerasan dan gaya berpakaian. Budaya barat yang dibawa oleh media televisi kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia yang memiliki penggunaan media televisi yang tinggi. Masyarakat yang memiliki tingkat terpaan tinggi di Indonesia adalah masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan saat ini memiliki gaya berbusana yang terpengaruh budaya barat, terlihat dari gaya berpakaian anak muda di Jakarta yang menyerupai gaya berpakaian di catwalk Eropa. Selain itu, kekerasan turut menjadi isu budaya yang meresahkan masyarakat Indonesia. Tampilan kekerasan di media televisi yang semakin banyak dapat mempengaruhi anak-anak. Sinetron, film, serta kartun yang menampilkan adegan kekerasan seperti pemukulan dan kata-kata kasar dapat dengan mudah ditiru oleh anak-anak. Hal ini tentunya dapat menggeser budaya dalam masyarakat tersebut.
Internet sebagai Sarana untuk Berdakwah
Hadirnya akses internet merupakan media yang tidak bisa dihindari karena sudah menjadi peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi tingkat global. Dengan adanya akses internet, maka sangat banyak informasi yang dapat dan layak diakses oleh masyarakat internasional, baik untuk kepentingan pribadi, pendidikan, bisnis dan lain-lain. Dimana munculnya jaringan internet dianggap sebagai sebuah revolusi dalam dunia komunikasi dan informasi.
Pada saat pertama kali internet diperkenalkan oleh para ilmuan barat, hampir dari kebanyakan tokoh Islam merasa curiga dan khawatir akan efek dari temuan teknologi tersebut. Namun pemikir Islam adala Syria Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi berkata : ternyata jaringan internet yang hampir menelan seluruh penjuru dunia adalah merupakan lahan luas yang disitu bertebaran podium-podium yang menyuarakan kepentingan Islam dengan memperkenalkan, mengajak (dakwah), membela dan memecahkan berbagai problema.
Dakwah melalui jaringan internet dinilai sangat efektif dan potensial dengan berbagai alasan, diantaranya pertama mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap dengan biaya dan energi yang relatif terjangkau, kedua pengguna jasa internet setiap tahunnya meningkat drastis, ini berarti berpengaruh pula pada jumlah penyerap misi dakwah. Para pakar dan ulama yang berada dibalik media dakwah via internet bisa lebih konsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntut status hukum syar’i, dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan masyarakat. Berbagai situs mereka bebas memilih materi dakwah yang mereka sukai, dengan demikian pemaksaaan kehendak bisa dihindari, cara penyampaian yang variatif telah membuat dakwah Islamiyah via internet bisa menjangkau segmen yang luas.
Perlu diingat bahwa keefektifan media ini juga sangat tergantung pada umat Islam itu sendiri. Artinya kecakapan dan keikhlasan mereka dalam berdakwah via internet, serta kesungguhan mereka dalam meredam segala bentuk perpecahan dan perselisihan intern dalam ummat Islam sangat berpengaruh dalam sukses tidaknya misi suci ini. Untuk itulah diantara kewajiban para pemimpin aliran-aliran dalam Islam agar berusaha semaksimal mungkin untuk dapat merukunkan dan meminimalisisir titik perbedaan dan berusaha mengedepankan titik persamaan.
Terlepas dari pro dan kontra tentang penggunaan internet, setidaknya terdapat tiga motode dakwah melalui internet yaitu : pertama, dengan menggunakan fasilitas website seperti yang telah dilakukan oleh banyak organisasi Islam maupun tokoh-tokoh ulama. Berdakwah dengan menggunakan fasilitas ini dianggap lebih fleksibel dan luas jika dibandingkan dengan dua fasilitas berikutnya. Kedua, menggunakan fasilitas mailing list dengan mengajak diskusi keagamaan atau mengirim pesan-pesan moral kepada seluruh anggotanya. Dan ketiga, menggunakan fasilitas chatting ynag memungkinkan untuk berinteraksi secara langsung. Sebenarnya jika dibandingkan dengan dua fasilitas yang telah disebutkan di atas, fasilitas chatting lingkupnya lebih sempit sebab kegiatan dakwah melalui fasilitas ini hanya berlangsung pada saat pelaku dakwah sedang on line di internet saja.
Kelebihan Internet sebagai Media Dakwah dibandingkan media dakwah yang lain, Internet memiliki tiga keunggulan. Pertama karena sifatnya yang never turn-off (tidak pernah dimatikan) dan unlimited access (dapat diakses tanpa batas). Internet memberi keleluasaan kepada penggunanya untuk mengakses dalam kondisi dan situasi apapun.
Kedua, Internet merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang ingin berdiskusi tentang pengalaman spiritual yang mungkin tidak rasional dan bila dibawa pada forum yang biasa akan mengurangi keterbukaannya. Para saintis biasanya merasa terbatasi oleh koridor ilmiah untuk mengekspresikan suatu pikiran atau pengalaman. Internet menyediakan ruang yang mengakomodasi keinginan mereka untuk merasa bebas membicarakan sesuatu yang di luar kelaziman ilmiah.
Ketiga, sebagian orang yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi sering kali mendapat kesulitan guna mengatasi dahaga spiritual mereka. Padahal mereka ingin sekali berdiskusi dan mendapat bimbingan dari para ulama. Sementara itu ada sebagian orang yang ingin bertanya atau siap berdebat dengan para ulama untuk mencari kebenaran namun kondisi sering tidak memungkinkan. Internet hadir sebagai kawan (atau lawan) diskusi sekaligus pembimbing setia. Para ulama seharusnya dapat menggunakan internet sebagai media efektif untuk mencapai tujuan dakwahnya.
Internet Sebagai Media Dakwah Islami
“Sampaikanlah, walau hanya satu ayat,” demikian ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya suatu ketika. Ujaran yang sangat terkenal tersebut berintikan ajakan kepada para penganut agama Islam untuk senantiasa menyempatkan diri untuk berdakwah dan berbagi pengetahuan bagi sesama, kapanpun dan dimanapun. Sebelum Rasullulah wafat pada tahun 632 M, dakwah kerap dilakukan secara lisan. Baru pada tahun 644 M ketika Islam dipimpin oleh Uthman bin Affan, sahabat Rasulullah dan khalifah ketiga, dakwah mulai dilakukan secara tertulis. Pada saat itu Al-Qur’an sebagai kita suci Islam mulai dibukukan, digandakan dan disebarluaskan ke imperium-imperium Islam di penjuru dunia.
Semangat dakwah tersebut, meskipun hanya satu ayat, merupakan satu bentuk “tanggung jawab moril” yang sangat mengakar di kalangan umat Islam. Segala daya dan upaya untuk melakukan dakwah terus dilakukan, hingga kini.Setelah beratus tahun berselang sejak dakwah lisan dikumandangkan oleh Rasulullah, pada masa kini dakwah telah menggunakan medium bit, binary dan digital. Dakwah dalam bentuk tulisan di buku mendapatkan komplementernya berupa text dan hypertext di Internet.
Meskipun jumlahnya masih sangat sedikit, kalangan umat Islam di Indonesia yang menggunakan Internet sebagai media dakwah jumlahnya kian hari kian bertambah. Total jumlah pengguna Internet di Indonesia saja terhitung baru sekitar 2 persen saja dari total penduduk Indonesia. Tetapi semangat berdakwah “walau hanya satu ayat” tersebut tidak mengurungkan niat para pelaku dakwah digital.
Fenomena dakwah digital tersebut memang berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi informasi (TI) di dunia. Internet komersial baru masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dengan dibukanya IndoNet di Jakarta, sebagai Internet Service Provider (ISP) pertama di Indonesia. Salah satu pelopor penggunaan Internet sebagai media dakwah adalah seperti yang dilakukan oleh kelompok Jaringan Informasi Islam (JII). JII yang dibidani oleh jebolan Pusat Teknologi Tepat Guna (Pustena) Masjid Salman ITB tersebut sudah sejak sekitar tahun 1997-1998 bergulat dengan teknologi e-mail yang diaplikasikan ke dalam pesantren-pesantren, membentuk apa yang disebut dengan Jaringan Pondok Pesantren.
Kemudian pada sekitar tahun 1998-1999 mulai marak aneka mailing-list (milis) Indonesia bernuansa Islami semisal Isnet, Al Islam dan Padan Mbulan. Baru kemudian pada tahun 1999-2000 bermunculanlah situs-situs Islam di Indonesia, yang tidak sekedar situs-situs institusi Islam, tetapi berisi aneka informasi dan fasilitas yang memang dibutuhkan oleh umat Islam. Maka lengkaplah Internet menjadi salah satu media rujukan dan media dakwah Islam Indonesia.


BAB III
KESIMPULAN

Dakwah melalui jaringan internet dinilai sangat efektif dan potensial dengan berbagai alasan, diantaranya pertama mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap dengan biaya dan energi yang relatif terjangkau, kedua pengguna jasa internet setiap tahunnya meningkat drastis, ini berarti berpengaruh pula pada jumlah penyerap misi dakwah.
Para pakar dan ulama yang berada dibalik media dakwah via internet bisa lebih konsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntut status hukum syar’i, dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan masyarakat. Berbagai situs mereka bebas memilih materi dakwah yang mereka sukai, dengan demikian pemaksaaan kehendak bisa dihindari, cara penyampaian yang variatif telah membuat dakwah Islamiyah via internet bisa menjangkau segmen yang luas.
Semoga dengan perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat ini dapat menjadi motivasi bagi kita untuk dapat mengamalkan ilmu kita melalui media internet , “sampaikanlah walau satu ayat.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar