Selasa, 12 Juni 2012

Makalah Perkembangan Teknologi Komunikasi (2)


DAMPAK POSITIF PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP ISLAM
         
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Perkembangan Teknologi Komunikasi Semester VI

Oleh :
Pipit Puspita Sari
1209406048

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI PRODI.HUMAS
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2012



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah

Sebenarnya, perkembangan teknologi memang seolah-olah mengulangi perkembanagn kehidupan di muka bumi. Perkembangan teknologi sendiri bergerak dari dominasi teknologi materi (pertanian dan bangunan), ke dominasi teknologi energi (industri dan transportasi) menuju dominasi teknologi komunikasi dan komputasi.
Teknologi modern menyerbu kita bagaikan air bah. Penemuan-penemuan baru yang diharapkan bisa membuat hidup manusia lebih nyaman, lebih sehat, lebih berbahagia, muncul setiap hari. Glen Evans mengatakan bahwa 90 persen dari semua ilmuwan yang pernah ada dalam sejarah manusia, hidup pada masa ini. Tak heran jika penemuan-penemuan baru membanjir setiap hari.
Beberapa contoh dapat dikemukakan, misalnya teknologi komunikasi memungkinkan kita dapat berhubungan satu sama lain secara lebih intens, menyebabkan suatu informasi bisa menyebar seluas-luasnya tanpa mengenal batas-batas wilayah. Teknologi kedokteran membantu manusia membuat organ artifisial seperti kaki buat mereka yang lumpuh, menemukan alternatif euthanasia (membantu pasien yang sakit kronis untuk menghadapi proses kematian tanpa menanggung beban penderitaan fisik yang amat getir), misalnya. Bioteknologi sudah memungkinkan manusia merekayasa genetika tumbuhan, maupun binatang untuk menghasilkan bibit unggul atau meningkatkan produktivitas.
Teknologi modern yang kecanggihannya terus berkembang, ringkas kata, membuat manusia kian mampu memecahkan problema-problema hidup, kian memudahkan pencapaian taraf hidup yang lebih maju. Namun di saat yang sama manusia pun menghadapi tantangan berat agar tidak terjebak ke dalam proses penghambaan diri terhadap kemajuan-kemajuan iptek dan perubahan-perubahan yang diakibatkannya. Mobilitas yang sangat tinggi akibat teknologi transportasi, gaya hidup yang beragam yang digelarkan televisi dan media komunikasi lainnya, membuat orang bersentuhan dengan nilai-nilai Yang mungkin amat berbeda dengan apa yang dianutnya selama ini.
Perubahan-perubahan mendasar akibat kemajuan iptek antara lain adalah terjadinya globalisasi, Profesionalisasi, individualisasi, materialisasi dan bahkan sekularisasi. Manusia semakin percaya pada kemampuannya. Kecenderungan-kecenderungan ini tentu saja memiliki unsur positif dan negatif.
Dalam menghadapi serbuan macam-macam nilai, keragaman pilihan hidup, dan sejumlah janji-janji kenikmatan duniawi, dakwah diharapkan bisa menjadi suluh dengan fungsi-fungsi antara lain sebagai faktor pengimbang, penyaring dan pemberi arah dalam hidup.

B.            Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas , dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
Apa dampak positif perkembangan teknologi komunikasi terhadap Islam ?

C.           Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan pembahasan adalah untuk mengetahui dapak positif  dari perkembangan teknologi komunikasi terhadap Islam.



BAB II
PEMBAHASAN
DAMPAK POSITIF PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP ISLAM

Dakwah dikatakan menghadapi tantangan besar bukan saja karena kian beragamnya tantangan dan intensitas perubahan zaman yang setiap kali memunculkan pertanyaan dan kajian baru. Tetapi juga mengingat multidimensionalitas kebutuhan maupun kepentingan manusia yang kini cenderung lebih kritis akibat keluasan informasi dan pengalamannya. Kajian dakwah yang multidisipliner menjadi sangat dibutuhkan. Namun dalam era ini peluang berdakwah juga menjadi besar karena jasa iptek (teknologi komunikasi) dapat dipakai bukan saja dalam penyelenggaraan kegiatan berdakwah, tetapi sekaligus dalam proses peyakinan kita akan kemahabesaran dan kemahaesaan Allah SWT dengan memanfaatkan iptek sebagai instrumennya.
Dalam konteks ini, inti kegiatan berdakwah adalah bagaimana dengan rupa-rupa teknologi modern dan dalam gaya hidup modern, cinta kita pada Allah SWT. dan kepada sesama manusia kian terasa. Kalau begitu bagaimana kegiatan dakwah mesti berkiprah?
Pertama, orientasi dakwah harus lebih mengacu pada penunjukan dan pembuktian kemahabesaran Allah SWT. dengan cara-cara yang bisa diterima akal sehat. Untuk itu kajian-kajian syariat mungkin perlu disejajarkan dengan kajian-kajian nonsyariat. Jika kajian syariat memakai aturan tertulis dan sunnah sebagai rujukan utama, maka segi nonsyariat bisa merujuk pada kemajuan-kemajuan iptek dalam memahami ataupun menguasai sunnatullah.
Dengan demikian dakwah akan terasa lebih fungsional dan lebih berdayaguna dalam mengembangkan benih-benih pengenalan dan kecintaan kita kepada Yang Maha Pencipta. Dengan instrumen iptek, misalnya hukum gravitasi, kita mengetahui bahwa sesungguhnya setiap benda, dengan caranya masing-masing “bersujud” pada-Nya (QS 16: 49). Kemahabesaran Allah dapat dilihat mulai dari benda ciptaan-Nya berupa alam semesta yang dapat diintip dengan teleskop sampai pada alam sub-atom yang pengenalannya hanya mungkin dideteksi lewat mikroskop. Semua ini memperlihatkan keteraturan yang luar biasa; mengisyaratkan adanya kemampuan tak tertandingi dari Yang Maha Pengatur.
Pengenalan, kekaguman dan kecintaan kepada Allah SWT lewat dakwah seperti itu niscaya akan membantu kita untuk menemukan wujud-wujud ketundukan kepada-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kedua, kecintaan kepada sesama manusia juga merupakan inti dari kegiatan berdakwah. Kecintaan ini dapat dicapai lewat keyakinan bahwa kita semua sesungguhnya bersaudara, dan dengan demikian kita harus Saling mengenal. Pengenalan dimanifestasikan dalam berbagai bentuk hubungan yang positif. Sehingga kita dapat saling menghargai, karena kita semua adalah ciptaan yang unik dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari sini akan lahir berbagai rasa santun, karena kita menyadari posisi kemanusiaan kita yang sejajar.
Teknologi komunikasi tidak hanya mempengaruhi satu bidang kehidupan masyarakat, melainkan hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat dipengaruhinya. Tidak terkecuali bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya suatu masyarakat. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin mengaburkan batas antara satu negara dengan negara lain, menjadikan minimnya batas ruang dan waktu antara satu individu dengan individu lain yang berada di seluruh penjuru dunia. Mengapa teknologi komunikasi dapat mempengaruhi hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat ? Pertanyaan ini dapat dijawab apabila kita memperhatikan besarnya dampak teknologi komunikasi di masyarakat. Teknologi komunikasi berupa media massa memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan komunikasi secara cepat dan masif kepada masyarakat. Dengan demikian, informasi yang berada di dalamnya akan mampu mempengaruhi masyarakat.
Pada bidang politik, media dan perkembangan teknologi komunikasi terlihat jelas dalam keterkaitan informasi sebagai kekuatan. Informasi yang berada dalam media dapat menjadi kekuatan tersendiri untuk mengendalikan masyarakat. Hal ini menunjukkan adanya unsur politis di balik penggunaan suatu media. Misalnya adalah pada masa lalu media cetak digunakan untuk kepentingan politis agama. Media cetak berisikan informasi-informasi keagamaan dan pengetahuan untuk mengendalikan masyarakat. Di Indonesia sendiri media penyampai informasi berupa berita seringkali dipengaruhi unsur politis. Penyampaian berita bernilai jurnalistik atau pers seringkali ditekan oleh pemerintahan untuk kepentingan-kepentingan pemerintahan tersebut. Setelah masa kemerdekaan, pers digunakan untuk menyemangati masyarakat Indonesia dalam upayanya mempertahankan kemerdekaan negara. Pada awal masa pemerintahan Orde Lama, pers diberikan kebebasan dalam menyampaikan berita kepada masyarakat. Namun, dalam perkembangannya pers mendapat tekanan dari pemerintah untuk tidak melakukan pemberitaan yang menyudutkan atau dianggap merugikan pihak pemerintahan. Dengan demikian, kritikan terhadap pemerintahan tidak dapat diketahui oleh masyarakat luas. Ketika pemerintahan Orde Lama mengalami kejatuhan akibat perlawanan masyarakat, pemerintahan selanjutnya yaitu pemerintahan Orde Baru menjanjikan kebebasan bagi pers untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Namun, lagi-lagi hal tersebut hanyalah janji semata karena pemerintahan Orde Baru mendirikan Departemen Penerangan. Departemen yang berada di bawah pemerintahan ini memiliki hak untuk mengatur informasi pers apa yang dapat diedarkan di masyarakat. Informasi yang dianggap merugikan atau mengkritik pemerintahan akan dilarang edar. Seringkali media pers dibubarkan secara paksa oleh Departemen Penerangan. Pada akhirnya, hal ini mendorong munculnya reformasi pemerintahan yang kemudian dimanfaatkan pers untuk merumuskan undang-undang yang mengatur kebebasan pers. Hal ini memberikan kekuatan hukum bagi pers untuk berbicara dan mengemukakan pendapat.
Selain bidang politik, bidang ekonomi turut mendapatkan pengaruh dari perkembangan teknologi komunikasi. Hadirnya berbagai inovasi dan teknologi komunikasi baru memunculkan media-media baru di masyarakat. Jumlah media yang semakin besar ini tentunya mampu berdampak terhadap ekonomi. Misalnya dengan semakin banyak media, semakin banyak pula saluran yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi. Penyampaian pesan komunikasi seperti promosi tentunya membutuhkan biaya untuk melakukan pembelian media. Perputaran biaya dalam media pada akhirnya menciptakan industri media tersendiri yang memiliki pengaruh yang besar dalam perekonomian suatu negara. Kesadaran akan pentingnya informasi dalam masyarakat memicu semakin besarnya media di dunia.
Pada bidang sosial, perkembangan teknologi komunikasi telah mengubah perilaku sosial dalam masyarakat. Dahulu, masyarakat dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini mengakibatkan komunikasi dalam masyarakat menjadi terbatas. Dengan hadirnya media-media baru seperti jaringan internet, telepon seluler, dan lain sebagainya, batas-batas yang selama ini hadir dalam masyarakat di dunia menjadi semakin kabur. Masyarakat saat ini dapat menghubungi pihak-pihak lain yang terpisahkan oleh ruang dan waktu. Misalnya, menyampaikan informasi melalui surat elektronik atau email, menghubungi seseorang menggunakan telepon seluler, serta melakukan konferensi menggunakan conference call. Hal ini menjadikan arus informasi dalam masyarakat berjalan semakin cepat. Kini bukan hal yang aneh apabila kita melihat seseorang sibuk mengetik SMS ketika berada di angkutan umum ataupun dalam ruang perkuliahan.
Kemampuan teknologi komunikasi seperti media internet yang mengaburkan batas antar negara menjadikan masyarakat suatu negara mampu melakukan interaksi dengan masyarakat negara lainnya. Suatu masyarakat tentunya membawa budaya-budaya tertentu dalam dirinya. Dengan demikian, ketika terjadi interaksi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain menggunakan media internet, budaya dalam masyarakat tersebut akan terbawa ketika melakukan komunikasi. Akibatnya, dapat terjadi pergeseran-pergeseran budaya dalam suatu masyarakat akibat kuatnya budaya yang dibawa dalam suatu media. Salah satu media yang saat ini masih memiliki kekuatan yang besar pada masyarakat Indonesia adalah media televisi. Televisi membawa budaya dari luar ke dalam ranah masyarakat seperti gaya berpakaian, berinteraksi, serta pola pikir budaya lain. Budaya yang dibawa oleh media tersebut kemudian dapat mempengaruhi masyarakat terutama anak-anak yang masih mudah dibentuk pemikirannya. Contoh dari budaya luar yang dibawa oleh media televisi kemudian mempengaruhi masyarakat yang memiliki terpaan tinggi adalah kekerasan dan gaya berpakaian. Budaya barat yang dibawa oleh media televisi kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia yang memiliki penggunaan media televisi yang tinggi. Masyarakat yang memiliki tingkat terpaan tinggi di Indonesia adalah masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan saat ini memiliki gaya berbusana yang terpengaruh budaya barat, terlihat dari gaya berpakaian anak muda di Jakarta yang menyerupai gaya berpakaian di catwalk Eropa. Selain itu, kekerasan turut menjadi isu budaya yang meresahkan masyarakat Indonesia. Tampilan kekerasan di media televisi yang semakin banyak dapat mempengaruhi anak-anak. Sinetron, film, serta kartun yang menampilkan adegan kekerasan seperti pemukulan dan kata-kata kasar dapat dengan mudah ditiru oleh anak-anak. Hal ini tentunya dapat menggeser budaya dalam masyarakat tersebut.
Internet sebagai Sarana untuk Berdakwah
Hadirnya akses internet merupakan media yang tidak bisa dihindari karena sudah menjadi peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi tingkat global. Dengan adanya akses internet, maka sangat banyak informasi yang dapat dan layak diakses oleh masyarakat internasional, baik untuk kepentingan pribadi, pendidikan, bisnis dan lain-lain. Dimana munculnya jaringan internet dianggap sebagai sebuah revolusi dalam dunia komunikasi dan informasi.
Pada saat pertama kali internet diperkenalkan oleh para ilmuan barat, hampir dari kebanyakan tokoh Islam merasa curiga dan khawatir akan efek dari temuan teknologi tersebut. Namun pemikir Islam adala Syria Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi berkata : ternyata jaringan internet yang hampir menelan seluruh penjuru dunia adalah merupakan lahan luas yang disitu bertebaran podium-podium yang menyuarakan kepentingan Islam dengan memperkenalkan, mengajak (dakwah), membela dan memecahkan berbagai problema.
Dakwah melalui jaringan internet dinilai sangat efektif dan potensial dengan berbagai alasan, diantaranya pertama mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap dengan biaya dan energi yang relatif terjangkau, kedua pengguna jasa internet setiap tahunnya meningkat drastis, ini berarti berpengaruh pula pada jumlah penyerap misi dakwah. Para pakar dan ulama yang berada dibalik media dakwah via internet bisa lebih konsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntut status hukum syar’i, dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan masyarakat. Berbagai situs mereka bebas memilih materi dakwah yang mereka sukai, dengan demikian pemaksaaan kehendak bisa dihindari, cara penyampaian yang variatif telah membuat dakwah Islamiyah via internet bisa menjangkau segmen yang luas.
Perlu diingat bahwa keefektifan media ini juga sangat tergantung pada umat Islam itu sendiri. Artinya kecakapan dan keikhlasan mereka dalam berdakwah via internet, serta kesungguhan mereka dalam meredam segala bentuk perpecahan dan perselisihan intern dalam ummat Islam sangat berpengaruh dalam sukses tidaknya misi suci ini. Untuk itulah diantara kewajiban para pemimpin aliran-aliran dalam Islam agar berusaha semaksimal mungkin untuk dapat merukunkan dan meminimalisisir titik perbedaan dan berusaha mengedepankan titik persamaan.
Terlepas dari pro dan kontra tentang penggunaan internet, setidaknya terdapat tiga motode dakwah melalui internet yaitu : pertama, dengan menggunakan fasilitas website seperti yang telah dilakukan oleh banyak organisasi Islam maupun tokoh-tokoh ulama. Berdakwah dengan menggunakan fasilitas ini dianggap lebih fleksibel dan luas jika dibandingkan dengan dua fasilitas berikutnya. Kedua, menggunakan fasilitas mailing list dengan mengajak diskusi keagamaan atau mengirim pesan-pesan moral kepada seluruh anggotanya. Dan ketiga, menggunakan fasilitas chatting ynag memungkinkan untuk berinteraksi secara langsung. Sebenarnya jika dibandingkan dengan dua fasilitas yang telah disebutkan di atas, fasilitas chatting lingkupnya lebih sempit sebab kegiatan dakwah melalui fasilitas ini hanya berlangsung pada saat pelaku dakwah sedang on line di internet saja.
Kelebihan Internet sebagai Media Dakwah dibandingkan media dakwah yang lain, Internet memiliki tiga keunggulan. Pertama karena sifatnya yang never turn-off (tidak pernah dimatikan) dan unlimited access (dapat diakses tanpa batas). Internet memberi keleluasaan kepada penggunanya untuk mengakses dalam kondisi dan situasi apapun.
Kedua, Internet merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang ingin berdiskusi tentang pengalaman spiritual yang mungkin tidak rasional dan bila dibawa pada forum yang biasa akan mengurangi keterbukaannya. Para saintis biasanya merasa terbatasi oleh koridor ilmiah untuk mengekspresikan suatu pikiran atau pengalaman. Internet menyediakan ruang yang mengakomodasi keinginan mereka untuk merasa bebas membicarakan sesuatu yang di luar kelaziman ilmiah.
Ketiga, sebagian orang yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi sering kali mendapat kesulitan guna mengatasi dahaga spiritual mereka. Padahal mereka ingin sekali berdiskusi dan mendapat bimbingan dari para ulama. Sementara itu ada sebagian orang yang ingin bertanya atau siap berdebat dengan para ulama untuk mencari kebenaran namun kondisi sering tidak memungkinkan. Internet hadir sebagai kawan (atau lawan) diskusi sekaligus pembimbing setia. Para ulama seharusnya dapat menggunakan internet sebagai media efektif untuk mencapai tujuan dakwahnya.
Internet Sebagai Media Dakwah Islami
“Sampaikanlah, walau hanya satu ayat,” demikian ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya suatu ketika. Ujaran yang sangat terkenal tersebut berintikan ajakan kepada para penganut agama Islam untuk senantiasa menyempatkan diri untuk berdakwah dan berbagi pengetahuan bagi sesama, kapanpun dan dimanapun. Sebelum Rasullulah wafat pada tahun 632 M, dakwah kerap dilakukan secara lisan. Baru pada tahun 644 M ketika Islam dipimpin oleh Uthman bin Affan, sahabat Rasulullah dan khalifah ketiga, dakwah mulai dilakukan secara tertulis. Pada saat itu Al-Qur’an sebagai kita suci Islam mulai dibukukan, digandakan dan disebarluaskan ke imperium-imperium Islam di penjuru dunia.
Semangat dakwah tersebut, meskipun hanya satu ayat, merupakan satu bentuk “tanggung jawab moril” yang sangat mengakar di kalangan umat Islam. Segala daya dan upaya untuk melakukan dakwah terus dilakukan, hingga kini.Setelah beratus tahun berselang sejak dakwah lisan dikumandangkan oleh Rasulullah, pada masa kini dakwah telah menggunakan medium bit, binary dan digital. Dakwah dalam bentuk tulisan di buku mendapatkan komplementernya berupa text dan hypertext di Internet.
Meskipun jumlahnya masih sangat sedikit, kalangan umat Islam di Indonesia yang menggunakan Internet sebagai media dakwah jumlahnya kian hari kian bertambah. Total jumlah pengguna Internet di Indonesia saja terhitung baru sekitar 2 persen saja dari total penduduk Indonesia. Tetapi semangat berdakwah “walau hanya satu ayat” tersebut tidak mengurungkan niat para pelaku dakwah digital.
Fenomena dakwah digital tersebut memang berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi informasi (TI) di dunia. Internet komersial baru masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dengan dibukanya IndoNet di Jakarta, sebagai Internet Service Provider (ISP) pertama di Indonesia. Salah satu pelopor penggunaan Internet sebagai media dakwah adalah seperti yang dilakukan oleh kelompok Jaringan Informasi Islam (JII). JII yang dibidani oleh jebolan Pusat Teknologi Tepat Guna (Pustena) Masjid Salman ITB tersebut sudah sejak sekitar tahun 1997-1998 bergulat dengan teknologi e-mail yang diaplikasikan ke dalam pesantren-pesantren, membentuk apa yang disebut dengan Jaringan Pondok Pesantren.
Kemudian pada sekitar tahun 1998-1999 mulai marak aneka mailing-list (milis) Indonesia bernuansa Islami semisal Isnet, Al Islam dan Padan Mbulan. Baru kemudian pada tahun 1999-2000 bermunculanlah situs-situs Islam di Indonesia, yang tidak sekedar situs-situs institusi Islam, tetapi berisi aneka informasi dan fasilitas yang memang dibutuhkan oleh umat Islam. Maka lengkaplah Internet menjadi salah satu media rujukan dan media dakwah Islam Indonesia.


BAB III
KESIMPULAN

Dakwah melalui jaringan internet dinilai sangat efektif dan potensial dengan berbagai alasan, diantaranya pertama mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap dengan biaya dan energi yang relatif terjangkau, kedua pengguna jasa internet setiap tahunnya meningkat drastis, ini berarti berpengaruh pula pada jumlah penyerap misi dakwah.
Para pakar dan ulama yang berada dibalik media dakwah via internet bisa lebih konsentrasi dalam menyikapi setiap wacana dan peristiwa yang menuntut status hukum syar’i, dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan masyarakat. Berbagai situs mereka bebas memilih materi dakwah yang mereka sukai, dengan demikian pemaksaaan kehendak bisa dihindari, cara penyampaian yang variatif telah membuat dakwah Islamiyah via internet bisa menjangkau segmen yang luas.
Semoga dengan perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat ini dapat menjadi motivasi bagi kita untuk dapat mengamalkan ilmu kita melalui media internet , “sampaikanlah walau satu ayat.”

Makalah Perkembangan Teknologi Komunikasi (1)


KONSEKUENSI SOSIAL MEDIA MASSA (TV,RADIO) DAN MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI BAGI MASYARAKAT

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Perkebangan Teknologi Komunikasi Semester VI

Oleh :
Pipit Puspita Sari
1209406048





JURUSAN ILMU KOMUNIKASI PRODI.HUMAS
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2012






BAB I
PENDAHULUAN
1.1                   Latar Belakang Masalah

Perkembangan media teknologi saat ini semakin banyak dalam kehidupan sosial masyarakat ,seperti semakin meluasnya penggunaan internet dan handphone. Awalnya perkembangan teknologi tersebut adalah untuk mempermudah manusia dalam melakukan berbagai hal.Tapi, belakangan justru malah menimbulkan masalah dalam kehidupan sosial ,contoh kecil adalah banyak terjadi timbul kasus yang disebabkan oleh media jejaring sosial facebook dan twitter . Ini adalah dampak dari penggunaan media teknologi informasi.
Dalam sejarah masyarakat, manusia menandakan penggunaan media komunikasi oleh manusia untuk mengatasi jarak yang lebih jauh satu dengan yang lainnya, yang tidak mungkin dicapai hanya dengan berbicara dalam jarak yang normal. Menurut O’Breien (dalam Bungin 2009) perilaku manusia dan teknologi memilikki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi. Ada lima komponen perilaku manusia dan teknologi dalam berinteraksi meliputi : (1) struktur masyarakat, (2) sistem dan teknologi informasi, (3) masyarakat dan budaya, (4) strategi komunikasi, (5) proses sosial.
Penggunaan media teknoloi komunikasi di dalam kehidupan pribadi masyarakat sekarang ini dapat dilihat dari banyak digunakannya personal komputer (notebook) dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu dengan mudah dapat dilihat masyarakat, khususnya pada masyarakat perkantoran yang menggunakan telepon seluler (handphone).
Tahun 2008 adalah tahun dimana Indonesia telah memasuki era globalisasi. Sebuah zaman dimana masyarakat harus bisa mengunakan teknologi multimedia yang baru. Mau tidak mau kita harus menjalaninya. Tidak hanya itu dunia penyiaran juga meningkat. Terhitung lebih dari 10 stasiun televise menghiasi layar kaca televise kita.itu belum termasuk televise daerah.

Dari stasiun televisi itu mereka menawarkan acara-acara yang mereka prediksi sangat dibutuhkan oleh masyarakat informasi. Mulai dari acara hiburan,olahraga, dll. Dampak positifnya masyarakat menjadi punya banyak pilihan acara. Jadi kalau mereka bosan mereka tinggal pindah channel. Dampak negatifnya kemungkinan akan terjadi persaingan yang tidak sehat diantara stsiun televise-televisi itu. Sebut saja MNC(RCTI,TPI,Global TV) dengan Duo Trans(Trans TV, Trans 7).memang kita belum dengar ada berita yang kurang menyenangkan dari dampak itu tapi kemungkinan itu masih akan mungkin terjadi. Tidak hanya itu masyarakat pasti juga akan bingung jika acara televise pada saat itu sedang bagus.

1.2                   Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang masalah di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
a.  Apa konsekuensi Media Massa ( TV , Radio ) bagi Masyarakat ?
b. Apa konsekuensi Media Teknologi Komunikasi bagi Masyarakat ?

1.3                   Tujuan Pembahasan
Dari paparan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini adalah untuk :
a.       Mengetahui konsekuensi Media Massa ( TV, Radio ) bagi Masyarakat
b.      Mengetahui konsekuensi Media Teknologi Komunikasi bagi masyarakat




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Konsekuensi Media Massa ( TV , Radio ) bagi Masyarakat
Peran media massa dalam kehidupan sosial, terutama dalam masyarakat modern ada enam perspektif dalam hal melihat peran media.
Pertama, melihat media massa sebagai window on event and experience. Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana. Atau media merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa.
Kedua, media juga sering dianggap sebagai a mirror of event in society and the world, implying a faithful reflection. Cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya. Karenanya para pengelola media sering merasa tidak “bersalah” jika isi media penuh dengan kekerasan, konflik, pornografi dan berbagai keburukan lain, karena memang menurut mereka faktanya demikian, media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari suka atau tidak suka. Padahal sesungguhnya, angle, arah dan framing dari isi yang dianggap sebagai cermin realitas tersebut diputuskan oleh para profesional media, dan khalayak tidak sepenuhnya bebas untuk mengetahui apa yang mereka inginkan.
Ketiga, memandang media massa sebagai filter, atau gatekeeper yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih issue, informasi atau bentuk content yang lain berdasar standar para pengelolanya. Di sini khalayak “dipilihkan” oleh media tentang apa-apa yang layak diketahui dan mendapat perhatian .
Keempat, media massa acapkali pula dipandang sebagai penunjuk jalan atau interpreter, yang menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternative yang beragam.
Kelima, melihat media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkin terjadinya tanggapan dan umpan balik.
Keenam, media massa sebagai interlocutor, yang tidak hanya sekadar tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif. Pendeknya, semua itu ingin menunjukkkan, peran media dalam kehidupan social bukan sekedar sarana diversion, pelepas ketegangan atau hiburan, tetapi isi dan informasi yang disajikan, mempunyai peran yang signifikan dalam proses sosial. Isi media massa merupakan konsumsi otak bagi khalayaknya, sehingga apa yang ada di media massa akan mempengaruhi realitas subjektif pelaku interaksi sosial. Gambaran tentang realitas yang dibentuk oleh isi media massa inilah yang nantinya mendasari respon dan sikap khalayak terhadap berbagai objek sosial. Informasi yang salah dari media massa akan memunculkan gambaran yang salah pula terhadap objek sosial itu. Karenanya media massa dituntut menyampaikan informasi secara akurat dan berkualitas. Kualitas informasi inilah yang merupakan tuntutan etis dan moral penyajian media massa.
Bertolak dari besarnya peran media massa dalam mempengaruhi pemikiran khalayaknya, tentulah perkembangan media massa di Indonesia pada massa akan datang harus dipikirkan lagi. Apalagi menghadapi globalisasi media massa yang tak terelakan lagi. Globalisasi media massa merupakan proses yang secara nature terjadi, sebagaimana jatuhnya sinar matahari, sebagaimana jatuhnya hujan atau meteor. Belum lagi membajirnya program-program tayangan dan produk rekaman tanpa dapat dibendung. Lantas bagaimana bagi negara berkembang seperti Indonesia menyikapi fenomena transformasi media terhadap perilaku masyarakat dan budaya? Bukankah globalisasi media dengan segala nilai yang dibawanya seperti lewat televisi, radio, majalah, Koran, buku, film, vcd dan kini lewat internet sedikit banyak akan berdampak pada kehidupan masyarakat? Saat ini masyarakat Indonesia sedang mengalamai serbuan yang hebat dari berbagai produk. Atau disebut juga Indonesia sedang kebanjiran informasi atau Overload.
Belum lagi beredarnya VCD porno yang sekarang beredar dimana-mana. Hal itu juga bisa menjadi dampak media. Walaupun media pornografis bukan barang baru bagi Indonesia, namun tidak pernah dalam skala seluas sekarang. Bahkan beberapa orang asing menganggap Indonesia sebagai “surga pornografi” karena sangat mudahnya mendapatkan produk-produk pornografi dan harganya pun murah. Kebebasan pers yang muncul pada awal reformasi ternyata dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat yang tidak bertanggungjawab, untuk menerbitkan produk-produk pornografi. Mereka menganggap pers mempunyai kemerdekaan yang dijamin sebagai hak asasi warga Negara dan tidak dikenakan penyensoran serta pembredelan. Padahal dalam undang-undang pers hal itu pasti sudah diatur. Dalam media audio-visualpun, ada Undang-undang yang secara spesifik mengatur pornografi. Globalisasi pada hakikatnya ternyata telah membawa nuansa budaya dan nilai yang mempengaruhi selera dan gaya hidup masyarakat. Melalui media yang kian terbuka dan terjangkau, masyarakat menerima berbagai informasi tentang peradaban

baru yang datang dari seluruh penjuru dunia. Padahal, kita menyadari belum semua warga negara mampu menilai sampai dimana kita sebagai bangsa berada. Begitulah, misalnya, banjir informasi dan budaya baru yang dibawa media tak jarang teramat asing dari sikap hidup dan norma yang berlaku. Terutama masalah pornografi, dimana sekarang wanita-wanita Indonesia sangat terpengaruh oleh trend mode dari Amerika dan Eropa yang dalam berbusana cenderung minim, kemudian ditiru habis-habisan. Sehingga kalau kita berjalan-jalan di mal atau tempat publik sangat mudah menemui wanita Indonesia yang berpakaian serba minim mengumbar aurat. Di mana budaya itu sangat bertentangan dengan norma yang ada di Indonesia. Belum lagi maraknya kehidupan free sex di kalangan remaja masa kini. Terbukti dengan adanya video porno yang pemerannya adalah orang-orang Indonesia. Di sini pemerintah dituntut untuk bersikap aktif tidak masa bodoh melihat perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia. Menghimbau dan kalau perlu melarang berbagai sepak terjang masyarakt yang berperilaku tidak semestinya. Misalnya ketika Presiden Susilo Bambang Yudoyono, menyarankan agar televisi tidak menayangkan goyang erotis dengan puser atau perut kelihatan. Ternyata dampaknya cukup terasa, banyak televisi yang akhirnya tidak menayangkan para artis yang berpakaian minim.

2.2  Konsekuensi Media Teknologi Komunikasi Informasi bagi Masyarakat
Penggunaan media teknologi komunikasi oleh masyarakat sekarang ini bisa berdampak positif maupun negatif. Dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat adalah sebagai berikut. (a) dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, (b) memfasilitasi interaksi antarindividu, (c) memperkaya pengalaman belajar nilai – nilai sosial, (d) mempu mengubah suasana beajar nilai – nilai sosial budaya menjadi aktif, (e) meningkatkan efisiensi dan produktivitas, dan (g) mempermudah pengirian dan penerimaan informasi.
Fasilitas media teknologi komunikasi memudahkan orang untuk saling berinteraksi, meskipun dipisahkan oleh jarak geigrafis, tetapi dengan bantuan media , interaksi dapat dilaksnakan dengan mudah. Misalnya, penggunaan media internet telah tebukti mampu menjembatani interaksi antarmanusia secara massal. Dengan adanya interaksi tersebut, proses transaksi pesan akan diikuti oleh transaksi nilai – nilai sosial budaya.
Adanya media teknologi komunikasi setiap orang memiliki kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar nilaai – nilai sosial budaya orang lain, misalnya dengan menonton siaran televisi, indovidu memperoleh pengetahuan nilai – nilai sosial budaya yang dianut oleh masyarakat lain.
Sementara itu, beberapa dampak konsekuensi negatif p-engggunaan media teknologi komunikasi pada masyarakat meliputi : (1) hilangnya kesempatan berkomunikasi interpersonal, (2) mempertajam kesenjangan , (3) penggunaan media komunikasi dapat mengancam privacy, (4) seringkali terjadi pemborosan, (5) ketergantungan terhadap sistem dan kerentanan sistem, dan (6) kejahatan dan penyalahgunaan komputer.
Konsekuensi sosial dari perkembangan teknologi informasi bisa dilihat pada perubahan hubungan individu dengan individu, individu dengan komunitas , individu dengan media massa , komunitas dengan media massa, dan komunitas dengan lembaga sosial.


























BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sekarang di Indonesia telah memasuki era Globalisasi. Kita tidak mungkin untuk mengelak. Melalui media massa pun, kita dapat membangun opini publik, karena media mempunyai kekuatan mengkonstruksi masyarakat. Misalnya melalui pemberitaan tentang dampak negatif pornografi, komentar para ahli dan tokok-tokoh masyarakat yang anti pornografi atau anti media pornografi serta tulisan-tulisan, gambar dan surat pembaca yang berisikan realitas yang dihadapi masyarakat dengan maraknya pornografi, maka media dapat dengan cepat mengkonstrusikan masyarakat secara luas karena jangkauannya yang jauh. Dalam Sosiologi Komunikasi, dikenal adanya opinion leader atau pemuka pendapat. Mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak laku dalam cara-cara tertentu. Melalui pemuka pendapat seperti tokoh agama, sesepuh desa, kepala desa, pesan-pesan tentang bahaya media pornografi dapat disampaikan.
Tapi yang lebih penting lagi adalah ketegasan pemerintah dalam menerapkan hukum baik Undang-Undang Pers, Undang-undang Perfilman dan Undang-Undang Penyiaran secara tegas dan konsiten di samping tentu saja partisipasi dari masyarakat untuk bersam-sama mencegah dampak buruk dari globalisasi media yang kalau dibiarkan bisa menghancurkan negeri ini.
Konsekuensi sosial dampak media teknologi komunikasi bisa bersifat membangun atau merusak, positif atau negatif, baik secara fisik ataupun secara hal-hal yang bersifat nonfisik, misalnya pola pikir, kebudayaan , dan tatanan hidup manusia.